Museum sono budaya adalah musem yang
berletak di utara alun-alun utara Yogyakarta dan lokasi museum ini sangat strategis
kerena letaknya yang berada di pusat budaya Yogyakarta yang dapat menarik
perhatian dari dalam negeri maupun luar negeri.Bangunan museum Sonobudoyo merupakan
rumah joglo dengan aksitektur masjid kesepuhan Cirebon yang di desain oleh Ir
Th Karsten. Keberadaan museum ini sangat erat hubungannya dengan masa Kolonial Java
Institut dibidang kebudayaan Jawa,Madura,Bali dan Lombok sebagai pencetus
berdirinya Museum Sonobudaya yang di resmikan pada 6 november 1935 oleh Srii
Sultan Hamengkubowono ke VIII dengan ditanda Candrasengkala “Kayu Winangan Ing
Brahmana Budha”
Museum ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan benda-benda peninggalan kesultanan Yogyakarta dan untuk menyimpan
benda-benda yang mempunyai nilai budaya ilmiah yang meliputi koleksi
pengembangan dan bimbingan educative cultural.Sedangkan tugas muse mini adalah
mengumpulkan, merawat, pengawetan,pelayanan pustaka,melaksanakan penelitian
serta penyajian benda-benda koleksi museum Sonobudoyo
Koleksi museum Sonobudaya memiliki
42.698 buah yang dibagi menjadi 10 kategori yaitu : koleksi geologi,etnologi,biologi,arkeologika,historologika,numismatika,filologika,keramologi,senirupa
dan teknologika. Benda-benda
koleksi Museum Sonobudoyo itu ada yang dipamerkan di luar dan di dalam gedung.
Koleksi yang dipamerkan di luar gedung museum umumnya terbuat dari batu yang
relatif tahan terhadap cuaca, yang terdiri dari berbagai macam patung dari
zaman kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa Tengah dan Jawa Timur, benda-benda
kelengkapan upacara, serta bagian dan hiasan candi.
Sedangkan, benda-benda yang dipamerkan di dalam museum adalah benda-benda yang peka terhadap pengaruh cuaca, kotoran, cahaya dan bahkan serangga. Benda-benda itu umumnya dimasukkan ke dalam vitirin, guna melindunginya dari proses kerusakan. Benda-benda yang dipamerkan di dalam museum diantaranya adalah: (1) berbagai macam hasil karya seni yang terbuat dari kayu dan bambu, seperti topeng Jawa dan Bali, wayang golek, puluhan model perahu serta tandu (jempono) yang diantaranya adalah tandu lawak dari zaman Sultan Hamengku Buwono I, tandu Kyai Kudus, Kyai Purbonegoro, dan Kyai Wegono Putro; (2) berbagai macam jenis batik beserta peralatan pembuatnya; dan (3) benda-benda yang terbuat dari perunggu, emas, perak dan besi seperti, patung kuwera, genta dari Kalasan, lampu gantung berbentuk kenari serta seperangkat gamela Jawa dan Cirebon serta senjata (mandau, rencong dan keris). Sebagai catatan, Museum Sonobudoyo menyimpan sekitar 1200-an koleksi keris yang sebagian besar merupakan sumbangan dari Java Institut dan sebuah wesi buddha, yang merupakan bahan baku pembuat keris yang digunakan sekitar tahun 700 Masehi.
Sebagai catatan pula, selain sebagai tempat untuk memamerkan benda-benda sejarah dan purbakala, Museum Negeri Sonobudoyo juga dilengkapi dengan dengan auditorium, laboratorium, preparasi, kantor dan perpustakaan dengan puluhan ribu judul buku, khususnya terbitan sebelum Perang Dunia II dalam berbagai bahasa. Di samping itu dapat pula dijumpai manuskrip (naskah tulisan tangan) berhuruf Jawa dan Arab
UNTUK
HARGA TIKET MASUK
Dewasa Perorangan Rp 3.000,-
Dewasa Rombongan Rp 2.500,-
Anak-anak Perorangan Rp 2.500,-
Anak-anak Rombongan Rp 2.000,-
Wisatawan Asing Rp 5.000,-
Pegelaran durasi singkat Rp 20.000,-
/orang
JAM
BUKA
Selasa-Kamis 08.00-14.00
Jum’at 08.00-11.00
Sabtu & Minggu 08.00-13.00
Senin & hari besar atau libur
nasional tutup